Sunday, September 30, 2012

Kisah Tenggelamnya Kapal Horiemaru

Kali ini penulis ingin memberikan informasi tentang kecelakaan yang terjadi antara kapal penangkap ikan cakalang (Katsuo-sen) berbendara Jepang (Horiemaru) dengan Kapal kargo berbendera Philipina (Nikkei Tiger) di 900 KM lepas pantai Kinkazan Jepang beberapa waktu lalu.
Informasi ini berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Polisi Penjaga Pantai Shiogama terhadap 4 orang ABK warga Indonesia, Sabtu, 29 September 2012.
Informasi ini barangkali akan sedikit berbeda dengan berita yang ada di surat kabar maupun dari televisi, mengingat ini adalah hasil penyelidikan pihak kepolisian yang tidak diekspos ke Media. Penyelidikan yang dilakukan sangat rahasia, dilakukan di tempat yang tidak diketahui oleh awak media yang sejak dinihari sudah menunggu kedatangan korban yang selamat.

Pada tanggal 24 September 2012 sekitar jam 2 pagi, telah terjadi kecelakaan kapal antara kapal penangkap ikan cakalang berbendera Jepang dengan kapal kargo berbendera Philipina di 900 KM lepas pantai Kinkazan Jepang.kapal penangkap Ikan cakalang tersebut di awaki oleh 22 orang. 5 orang diantaranya adalah ABK warga Indonesia. Sisanya 17 orang adalah ABK warga negara Jepang. Berikut nama nama ABK warga Indonesia beserta daerah asalnya.
1. Heri Heriyanto (22) - Kelas III - Cirebon, Selamat
2. Yudi Prastyo Hartoyo (21) - Kelas III - Bayuwangi, Selamat
3. Syarifuddin (20) - Kelas II - Bayuwangi, Selamat
4. Abdul Munir (19) - Kelas I - Batang (Jateng), Selamat
5. Ardianto (19) - Kelas I - Rembang, Belum ditemukan.
* Kelas menunjukkan lama (tahun) mengikuti pelatihan sebagai pelaut.
Dari 17 orang ABK adalah warga negara Jepang tersebut 5 diantaranya selamat, sementara 12 orang lainnya masih belum ditemukan. total ABK yang belum ditemukan adalah 13 orang. 12 ABK warga Jepang, dan 1 ABK warga Indonesia. Kapal HORIEMARU sebenarnya berbasis di Kota Nagashima Pref. MIE. kapal ini adalah kapal penangkap ikan cakalang (katsuo) menggunakan satu pancing. Untuk menemukan keberadaan ikan cakalang mereka selalu berpindah-pindah tempat. Selama musim panas hingga akhir musim gugur mereka membongkar hasil tangkapan di kota Kesennuma Pref. Miyagi. Sedangkan kota lainnya adalah kota Katsura,Umaizaki dan Nagashima.
Penulis sendiri diberi kesempatan untuk mendampingi penyelidikan terhadap HERI dan YUDI. penyelidikan dilakukan di ruangan yang terpisah. selain saya ada Ibu ONODA Teruko (Ibu Ratih, beliau juga ikut kelas bahasa Indonesia PPI-Sendai) yang membantu penyelidikan terhadap warga Indonesia lainnya. tetapi saya tidak tahu di mana mereka di selidiki. Penyelidikan terhadap HERI, YUDI dan MUNIR dilakukan di gedung yang sama, tetapi berbeda ruangan. sedangkan penyelidikan terhadap Syarifuddin dilakukan di tempat yang berbeda. saya tidak tau mengapa demikian, tetapi dari hasil penyelidikan saya mendapat sedikit gambaran, bahwa SYARIFUDDIN termasuk saksi kunci dalam kejadian ini. Syarifuddin adalah saksi hidup dari peristiwa tersebut.
Tempat penyelidikan di sterilkan dari awak media yang selalu mengintai setiap gerakan anggota kepolisian. lokasi penyelidikan dijaga sangat ketat. mereka yang diselidiki selalu diawasi, bahkan asap rokok tidak boleh dibiarkan ke luar gedung, mengingat akan diketahui oleh awak media yang mondar mandir di sekitar lokasi.
Berikut Keterangan HERI dan YUDI dan Munir yang dapat saya rangkum.
Kapal berangkat meninggalkan Kesennuma pagi hari tanggal 21 September 2012 menuju lokasi tempat memancing yang ditempuh dalam 2 hari perjalanan. jarak lokasi memancing dari darat sekitar 900 KM. mereka tiba di lokasi tanggal 23 September dan langsung memancing ikan cakalang. pekerjaan memancing pada hari itu selesai sekitar jam 5 sore. kegiatan memancing akan berakhir seiring malam menjelang. setelah selesai memancing HERI dan ABK lainnya langsung mandi dan makan malam. sekitar jam 9 malam mereka berangkat tidur. Ruang tidur mereka ada di lantai paling bawah. kapal memiliki tiga lantai. Di lantai paling bahwa terdapat 11 ruang tidur. satu orang memiliki satu kamar tidur sederhana (sangat kecil). 5 ABK warga Indonesia seluruhnya berada di lantai ini. lantai 2 terdapat dapur dan ruang makan, serta 8 ruang tempat tidur. kemudian lantai atas terdapat ruang kemudi serta 4 ruang tidur.
Setiap malam, ruang kemudi yang berada di lantai paling atas berisi radar dan sonar yang dijaga secara bergantian, setiap 2 jam sekali. satu sift berjumlah dua orang. Satu orang bertugas memantau radar dan Sonar, satu orang lagi bertugas memeriksa kondisi mesin setiap satu jam sekali. Ruang mesin berada di lantai bawah. ABK Warga Indonesia tidak termasuk dalam sift tersebut, tetapi bila kedua orang yang bertugas pada saat itu membutuhkan bantuan, mereka akan dibagunkan. Bantuan yang dimaksud seperti membuatkan kopi dan pekerjaan ringan lainnya.
Sebelum kejadian tabrakan kapal tersebut, yang betugas bernama Mr. Shingo dan Mr. Oka. Mr. Singo bertugas di ruang kemudi, memantau radar, sedangkan Mr Oka bertugas memeriksa kondisi Mesin. Sekitar jam 1.30 dini hari, Mr. Oka membangunkan Syarifuddin yang tidur di lantai paling bawah. Mr. Oka meminta agar Syarifuddin mengantarkan kopi kaleng kepada Mr. Shingo yang berada di ruang kemudi di atas. Seperti hari-hari sebelumnya, Syarifuddin mengantarkan kopi untuk Mr. Shingo. Tidak ada hal aneh atau mencurigakan dari Mr. Shingo. Saat memasuki ruang kemudi Syarifuddin melihat Mr. Shingo sedang duduk, tetapi posisi duduknya tidak lurus, melainkan seperti bertopang dagu, membelakangi Syarifuddin. Syarifuddin tidak tahu pasti apakah saat itu Mr. Shingo sedang tidur atau tidak. Tetapi yang pasti dia masih bisa menerima kopi dari Syarifuddin. Selanjutnya Syarifuddin turun lagi ke lantai 1 bawah dan menunggu Mr. Oka yang sedang memeriksa mesin di lantai 2 bawah. Sambil menunggu Mr. Oka Syarifudin meminum teh di ruang makan.
....Duuummmm……. terdengar suara benturan yang sangat keras. kapal mengalami guncangan yang sangat hebat. seketika lampu padam. Sistem listrik tidak berfungsi. mesin kapal mati. kapal oleng ke sebelah kanan. YUDI yang berada di ruang tidur lantai paling bawah langsung terbangun seketika. firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi. bila hanya ombak besar, kapal akan tidak akan oleng terus menerus. setelah oleng, kapal akan kembali normal. firasatnya mengatakan telah terjadi sesuatu. YUDI bergerak cepat keluar ruang tidur melalui lorong yang hanya bisa dialui satu orang. di lantai 1 (bawah), ruang makan dia bertemu dengan SYARIFUDDIN. meski lampu padam, dia dapat mengenali kalau itu adalaha SYARIFUDDIN. saat itu SYARIFUDDIN sedang minum teh di ruang makan. terjadi percakapan :
YUDI : Din, ada apa ?
UDIN : Tidak tau Mas.
YUDI : Hayo ! kita ke atas.
Mereka berdua lalu bergegas ke atas.
setibanya di atas di kegelapan malam YUDI melihat sebuah benda HITAM besar tepat di depan matanya. pemandangan saat itu sangat mengerikan. benda hitam itu sangat besar dan tinggi. Ya, ALLAH, apa ini ? YUDI berseru. seketika YUDI merasakan ketakutan luar biasa. ternyata benda hitam itu adalah muncung kapal kargo yang menghantam bagian tengah sisi sebelah kiri kapal HORIEMARU. dalam hitungan detik kapal mulai tenggelam. saat itu juga YUDI bergegas mendekati lokasi pelampung besar yang terdapat di bagian ruang jaga. saat kapal perlahan-lahan tenggelam dia berhasil meraih pelampung besar tersebut dan bergelantungan. pelampung tersebut sangat susat dipegang oleh satu orang, karena tidak seimbang. berkali-kali pegangannya nyaris terlepas mengingat gelombang sangat tinngi dan derasnya arus laut. saat itu gelombang sekitar 2-3 meter. YUDI langsung terseret arus bersama pelampung. saat itu YUDI tidak melihat siapa-siapa, termasuk SYARIFUDDIN yang beberapa detik sebelunya berada di belakangnya. dia hanya ingat sesaat sebelum berhasil meraih pelampung dia mendengar suara KOKI masak (warga Jepang) berteriak di belakangnya : NANI KORE, NANI KORE ! barangkali dia kaget melihat benda asing HITAM besar di depan matanya. saat itu YUDI tidak melihat kebelakang karena berjuang untuk meraih pelampung mengingat kapal yang terus merosot tenggelam.
Pada saat guncangan hebat terjadi, HERI juga langsung terbangun. dia langsung bangkit dari tepat tidur menuju ruang makan. saat itu dia tidak melihat siapa-siapa. saat tiba di ruang makan, HERI merasakan air sudah masuk ke dalam ruangan. dia langsung naik ke atas dan berusaha menemukan pelampung. HERI berhasil meraih pelampung tersebut, tetapi kapal sudah terlanjur tenggelam. HERI sempat ikut tenggelam bersama kapal beberapa saat. Tetapi kemudian dia berhasil naik ke permukaan dan menemukan pelampung.
Pada saat yang sama, Munir yang berada di ruang tidurnya tidak merasakan guncangan maupun sura benturan. Dia terbangun karena air merembes ke dalam ruang tidurnya. Seketika dia merasakan ada hal yang tidak beres. Dia langsung menyelamatkan diri menuju lantai atas. Saat itu air sudah menggenangi ruang makan yang ada di lantai 1 bawah. Segera dia berlari ke lantai paling atas. Selanjutnya meraih apa saja yang dapat dijadikan sebagai pegangan mengingat kapal sudah mulai tenggelam.
Dari keterangan yang mereka berikan, YUDI adalah orang pertama yang berhasil mencapai lantai atas, disusul SYARIFUDDIN, HERI dan terakhir adalah MUNIR. Meskipun melalui lorong yang sama, tangga yang sama dalam waktu hamper bersamaan, mereka tidak bertemu.
YUDI yang berhasil memegang pelampung harus berjuang agar pelampung tidak terlepas. Selain arus deras, gelombang yang tinggi, pelampung tersebut sulit dikendalikan karena tidak seimbang. Tetapi selang beberapa detik, YUDI melihat ada benda hitam mendekat. Ternyata itu adalah ABK warga Jepang bernama SACHI. SACHI berenang mendekati YUDI dan memegang pelampung bersama-sama. Kehadiran SACHI membuat pelampung menjadi seimbang. Sehingga YUDI tidak lagi kesulitan mengendalikannya. Beberapa detik kemudian ABK Jepang lainnya TOMI juga datang mendekat. Terakhir YUDI mendengar teriakan SYARIFUDDIN dari kejauhan. YUDI juga berteriak agar SYARIFUDDIN mendekat. YUDI langsung meraih SYARIFUDDIN dan berempat mereka bergelantuangan menggunakan pelampung yang sama. Bersama-sama mereka mencoba berteriak ke arah kapal kargo yang menabrak kapal mereka. Tetapi sama sekali tidak ada sahutan, atau tanda-tanda mereka memperoleh bantuan. Barangkali suara mereka terlalu kecil untuk bisa di dengar oleh mereka yang berada di atas kapalkargo tersebut.
Sementara itu, HERI yang sudah berhasil mencapai permukaan dan mendapatkan pelampung terus berjuang sendirian. Beberapa saat HERI melihat dari kejauhan bayangan kapal mendekat. HERI sedikit senang, karena berfikir bantuan segera datang. Tetapi harapannya sirna seketika karena kapal tersebut berbelok arah. Harapan tersebut muncul dua kali setelah itu. Tetapi harapan bantuan segera datang tidak pernah kesampaian. Akhirnya dia pasrah….
Menjelang pagi hari, setelah hampir 4 jam berjuang bergelantungan, YUDI melihat seseorang berenang mendekat dari kejauhan. Ternyata itu adalah kapten Kapal, Mr. HORIGUCHI. HORIGUCHI tidak mengenakan pelampung atau pakaian keselamatan lainnya. Dia terus berenang sejak 4 jam yang lalu. YUDI yang sudah putus asa, seperti mendapatkan nyawa baru ketika kapten kapal memberikan semangat kepadanya.
YUDI kun, Akirameruna yo. GANBARO ! YUDI, jangan menyerah. Tetap semangat. Bantuan segera akan datang.
Kapten kapal percaya bahwa ada kapal lain yang sedang mencari keberadaan mereka. Menurut HORIGUCHI, sesaat sebelum ditabrak, dia melakukan komunikasi dengan kapten kapal KOEIMARU yang berada tidak jauh dari lokasi mereka. Tetapi percakapan tersebut terputus seiring terjadingan kecelakaan tersebut. HORIGUCHI yakin, kapten kapal KOEIMARU mendengar suara benturan tersebut.
Akhirnya sekitar jam 7 pagi, kapal KOEIMARU berhasil menemukan YUDI, SYARIFUDDIN, SACHI, TOMI dan kapten kapal HORIGUCHI. Setelah diselamatkan, selanjutnya mereka bersama-sama mencari keberadaan yang lain, hingga menemukan HERI, MUNIR serta dua orang ABK Jepang lainnya. Total mereka yang selamat adalah 9 Orang.
Selanjutnya selama tiga hari berturut-turut dilakukan pencarian, ternyata tidak ditemukan ABK yang selamat. Setelah itu pencarian dihentikan. Dengan demikian, 1 orang ABK warga Indonesia bernama ADRIANTO tidak ditemukan ditemukan. Diantara ABK Jepang yang tidak ditemukan terdapat Mr. Shingo dan MR. Oka sebagai orang yang diyakini paling bertanggung jawab atas terjadinya tabrakan tersebut. Bila tidak tertidur, Mr. Shingo tentunya mengetahui melalui radar, bahwa ada kapal kargo besar di dekat mereka. Polisi berusaha menggali informasi, apakah kejadian tersebut terdapat unsure kesengajaaan atau tidak. Hal tersebut dapat diketahui dari pertanyaan yang diajukan oleh penyidik kepada YUDI.
Penyidik : Yudi, apakah kamu pernah melihat Mr. Shingo dimarahi oleh Kapten kapal ?
YUDI : Tidak pernah.
Penyidik : Apakah kamu tahu, Mr. Shingo melakukan sebuah kesalahan fatal ?
YUDI : Tidak tahu.
Penyidik : apakah kamu mengenal dekat Mr. Shingo ? bagaimana karakter dia menurut kamu ?
YUDI : saya tidak begitu dekat dengan Mr. Shingo. Tetapi menurut saya, dia orangnya periang. Walaupun jarang berbicara saya mengetahui bahwa, Mr. Shingo orangnya suka bicara.
Dari informasi di atas, jelas bahwa SYARIFUDDIN adalah satu-satunya orang yang terakhir bertemu dengan Mr. Shingo. Posisi SYARIFUDIN sangat penting dalam kejadian ini. Tidak heran bila polisi melakukan penyelidikan dengan sangat berhati-hati. Hingga memilih penerjemah dari pihak mereka, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat melakukan meeting sebelum penyelidikan, polisi memberikan instruksi kepada Ibu ONODA (Penerjemah) agar jangan menanyakan hal lain selain apa yang ditanyakan penyidik, serta jangan menyampaikan informasi yang tidak disampaikan oleh SYARIFUDDIN.
Penyelidikan berlangsung sejak 8.30 hingga 17.00. berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, mereka akan kembali ke prefektur MIE esok harinya yaitu 30 September 2012. Diantara korban yang selamat YUDI mengalami luka di tangan kanannya berupa goresan yang sangat lebar. Saat diperiksa YUDI telah mendapatkan perawatan dari rumah sakit.
Pada waktu istirahat siang, beberapa staf KEDUBES Indonesia Tokyo datang berkunjung, dan memberikan semangat kepada mereka yang selamat. Staf kedubes tersebut juga mencoba menghubungi pihak keluarga korban di Indonesia melaui HP. Tetapi diantara 4 orang ABK Indonesia tersebut hanya HERI yang masih mengingat nomor telepon kakaknya yang berdomisili di Jakarta. Tiga orang lainnya tidak ingat, karena nomor telepon tersimpan di dalam HP yang ikut tenggelam bersama kapal.

Informasi yang diperoleh dari kapten kapal saat konferensi pers menyebutkan bahwa, kapal penangkap ikan yang dia kemudikan terbuat dari bahan plastik khusus agar dapat bergerak cepat mengejar keberadaan ikan cakalang. bobotnya adalah sekitar 119 Ton. sementara kapal kargo tersebut terbuat dari bahan Metal dan berbobot 25.000 Ton. bobot kapal kargo tersebut adalah 210 kali lipat bobot kapal penangkap ikan. kapten kapal mengibaratkan Truk Tronton berhadapan dengan sepeda motor. jelas tidak seimbang.
 
Demikianlah kisah tenggelamnya kapal HORIEMARU yang dapat saya rangkum, semoga para korban diberikan kekuatan dan kesabaran menghadapi musibah ini.

| Free Bussines? |

2 comments:

  1. assalamu`alaikum mas,ini saya syarifudin,mas juga menceritakan masalah ini yamas?wah sayangnya kita nggak ketemu waktu di shougama itu ya mas,alhamdulillah saya tahun ini udah bisa pulang mas,satu lagi adik kelas saya munir,masih harus nunggu satu tahun lagi...klok andai kita bisa ketemu di lain waktu dan tempat saya seneng banget lo mas,oh iya,trimakasih buat sajadahnya juga,buat pengingat,,,kepada sang kholiq,,,wassalamu`alaikum mas

    ReplyDelete
  2. Wa`alaykum Salam. Mas Syarifudin, terima kasih sudah menyempatkan singgah. Alhamdulillah sudah kembali ke tanah air. iya, mohon maaf saya tidak minta izin publish nama-nama yang bersangkutan. Insya Allah kalau berjodoh kita akan bertemu. salam untuk rekan yang lain.

    ReplyDelete