Saturday, January 7, 2012

Ojigi, Hormat dengan menundukkan kepala, dan membungkukkan badan


Ilustrasi Ojigi pada zaman kuno

Di dunia ini banyak cara orang-orang memberikan ucapan salam. Ada yang berjabat tangan, ada yang berpelukan, ada yang berciuman dan sebagainya.
Orang Jepang memiliki kebiasaan menundukkan kepala ketika bertemu orang yang dikenal di mana saja, baik di jalan, di dalam ruangan, di dalam bis dan sebagainya. Kiyoyuki HIGUCHI (2007:22) mengatakan kebiasaan ini ditemukan dalam naskah kuno terkenal “Gishiwa jinden, 魏志倭人伝” yang terdiri dari sekitar 2000 huruf. Dalam naskah kuno tersebut tertulis : “bila bertemu dengan raja, rakyat melakukan ojigi dengan cara berlutut dan menundukkan kepala dalam-dalam”. Lebih lanjut HIGUCHI menyebutkan bahwa, ditinjau dari ilmu akeologi, dalam Haniwa terdapat haniwa yang sedang menundukkan kepala. Ini menjadi bukti kuat bahwa ojigi sudah berlangsung sejak zaman kuno.
  Lalu, apa sebenarnya makna yang terkandung dalam Ojigi ? Hal penting dalam ojigi adalah, bahwa menundukkan kepala merupakan sebuah ungkapan patuh atu tidak menentang. Artinya, ojigi bermakna menghindari tatapan, dan memilih menundukkan bagian tubunh yang paling penting yaitu kepala, dan menyampaikan kepada orang yang bersangkutan bahwa kita tidak memiliki rasa permusuhan. Berangkat dari hal ini, ojigi kemudian dimaknai sebagai sebuah ungkapan rasa saling menghormati, dan menghapus dinding permusuhan. Kebiasaan ini telah dilakukan orang Jepang sejak zaman Yayoi (Abad ke 10-3 Sebelum Masehi)
  Dalam naskah tersebut disebutkan juga bahwa, rakyat pada saat itu menyatukan kedua belah telapak tangan ketika bertemu dengan pejabat pada waktu itu. Tetapi dalam kehidupan masyarakat Jepang saat ini, menyatukan kedua belah telapak tangan hanya dilakukan pada saat memohon sesuatu kepada kamisama. Fenomena ini masih dapat kita lihat manakala orang Jepang mengunjungi kuil. sebelum berdoa, orang Jepang menepukkan kedua belah telapak tanggan, dan membungkukkan badan (ojigi).

Ojigi dalam keseharian orang Jepang saat ini

  Dalam kehidupan sehari-hari saat ini, mereka tidak lagi bertepuk tangan, karena masing-masing orang membawa bawaan (barang) di tangannya, sehingga disederhanakan dengan hanya membungkukkan badan, atau menundukkan kepala saja.

| Free Bussines? |

No comments:

Post a Comment