Foto salah satu counter hiasan tahun baru di Takekoma Jinja, Iwanuma. |
Perempuan cantik. Judul tulisan kali ini bisa menimbulkan asumsi yang
beragam. Barangkali ada yang berpikir, banyak pengunjung jinja yang cantik-cantik
? atau barangkali ada yang berpikir ada kontes kecantikan di jinja ?
Asumsi di atas tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak sepenuhnya
juga salah. Yang benar adalah perempuan-perempuan cantik tersebut bekerja di
jinja sebagai tenaga kerja paruh waktu atau arubaito.
Tulisan ini berawal dari keheranan penulis setiap kali melihat banyak
perempuan-perempuan cantik di jinja pada saat ritual kunjungan pertama ke jinja
di tahun baru (shougatsu) atau yang lebih dikenal dengan hatsumoude. Umumnya mereka
ditempatkan di counter penjualan pernak-pernik, hiasan tahun baru yang terdapat
di halaman jinja (keidai). Counter-counter ini biasanya berada di samping bangunan
utama Jinja. Counter-counter tersebut menyediakan hiasan tahun baru seperti : hamaya,
omamori, omikuji dan lain-lain. Nah, yang sangat menarik adalah penjaga counter-counter
tersebut didominasi oleh perempuan-perempuan cantik. Pada awalnya penulis berpikir
mereka itu adalah para shinshoku (istilah pendeta untuk Shinto). Ternyata bukan,
mereka bukanlah pegawai tetap, apalagi pendeta Shinto. Mereka adalah tenaga kerja
paruh waktu yang khusus direkrut selama tahun baru. Istilah khusus untuk mereka
itu adalah Miko.
Pernak-pernik hiasan tahun baru yang tersedia di counter-counter di halaman Jinja saat tahun baru |
Miko
dua orang Miko di barisan belakang iring-iringan pendeta Shinto di Osakimangu, Sendai |
Menurut kamus besar bahasa Jepang, Miko adalah perempuan yang bertugas
sebagai pemusik dan penari di jinja, dan bertugas membantu pendeta dalam melaksanakan
pelayanan pada saat upacara keagamaan. Barangkali pembaca belum tahu bahwa dalam
setiap upacara keagamaan tertentu, terutama yang berlangsung di jinja terdapat persembahan
musik dan tarian untuk menghibur dewa dan pengunjung. Nah memainkan alat music dan
menari ini adalah tugas utama dari Miko, selain membantu pekerjaan yang lain di
kantor.
Syarat menjadi Miko
Miko yang penulis maksud di atas merupakan pegawai tetap di sebuah
jinja. menurut beberapa sumber ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
bisa bekerja sebagai Miko, baik sebagai pegawai tetap, maupun sebagai tenaga paruh
waktu. Diantaranya adalah : Cantik, belum menikah, tidak punya pacar, ramah, komunikatif
dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis, cantik merupakan syarat utama, walaupun
pihak jinja tidak mengakui sepenuhnya.
Tentu kita semua akan setuju, cantik dijadikan sebagai syarat utama
adalah karena pekerjaan yang mereka lakoni adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada pengunjung. Pengunjung mana yang suka dengan perempuan tidak cantik, tidak
bisa senyum, judes dan sebagainya ?
Counter Mikuji, kertas ramalan yang tidak pernah sepi pnegunjung di Hachimangu, Sendai |
Peranan Miko
kehadiran perempuan-perempuan cantik ini tidak hanya sekedar untuk
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung, tetapi lebih dari itu, penempatan
perempuan-perempuan cantik ini di counter-conuter penjualan tentu akan mendongkrak
omset penjualan. Profesor saya mengatakan, perempuan-perempuan cantik sengaja direkrut
pada saat tertentu adalah bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan pernak-pernik
yang berhubungan dengan keagamaan seperti jimat, ramalan dan sebagainya. Bahkan
menurut beliau, ada sebuah jinja yang secara khusus menyelenggarakan kontes kecantikan
Miko, walaupun nama kontes tersebut sedikit disamarkan agar tidak terkesan duniawi.
Jadi jelaslah bahwa keberadaan miko pada saat penyelenggaraan ivent-ivent tertentu
tidak berhubungan dengan sisi religious, tetapi lebih pada sisi ekonomi.
No comments:
Post a Comment