Wednesday, September 12, 2012

Keberadaan Perempuan-Perempuan Cantik di Jinja



Foto salah satu counter hiasan tahun baru di Takekoma Jinja, Iwanuma.
Perempuan cantik. Judul tulisan kali ini bisa menimbulkan asumsi yang beragam. Barangkali ada yang berpikir, banyak pengunjung jinja yang cantik-cantik ? atau barangkali ada yang berpikir ada kontes kecantikan di jinja ?
Asumsi di atas tidak sepenuhnya benar, tetapi juga tidak sepenuhnya juga salah. Yang benar adalah perempuan-perempuan cantik tersebut bekerja di jinja sebagai tenaga kerja paruh waktu atau arubaito.
Tulisan ini berawal dari keheranan penulis setiap kali melihat banyak perempuan-perempuan cantik di jinja pada saat ritual kunjungan pertama ke jinja di tahun baru (shougatsu) atau yang lebih dikenal dengan hatsumoude. Umumnya mereka ditempatkan di counter penjualan pernak-pernik, hiasan tahun baru yang terdapat di halaman jinja (keidai). Counter-counter ini biasanya berada di samping bangunan utama Jinja. Counter-counter tersebut menyediakan hiasan tahun baru seperti : hamaya, omamori, omikuji dan lain-lain. Nah, yang sangat menarik adalah penjaga counter-counter tersebut didominasi oleh perempuan-perempuan cantik. Pada awalnya penulis berpikir mereka itu adalah para shinshoku (istilah pendeta untuk Shinto). Ternyata bukan, mereka bukanlah pegawai tetap, apalagi pendeta Shinto. Mereka adalah tenaga kerja paruh waktu yang khusus direkrut selama tahun baru. Istilah khusus untuk mereka itu adalah Miko.
Pernak-pernik hiasan tahun baru yang tersedia di counter-counter di halaman Jinja saat tahun baru

Miko
dua orang Miko di barisan belakang iring-iringan pendeta Shinto di Osakimangu, Sendai
Menurut kamus besar bahasa Jepang, Miko adalah perempuan yang bertugas sebagai pemusik dan penari di jinja, dan bertugas membantu pendeta dalam melaksanakan pelayanan pada saat upacara keagamaan. Barangkali pembaca belum tahu bahwa dalam setiap upacara keagamaan tertentu, terutama yang berlangsung di jinja terdapat persembahan musik dan tarian untuk menghibur dewa dan pengunjung. Nah memainkan alat music dan menari ini adalah tugas utama dari Miko, selain membantu pekerjaan yang lain di kantor.

Syarat menjadi Miko
Miko yang penulis maksud di atas merupakan pegawai tetap di sebuah jinja. menurut beberapa sumber ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa bekerja sebagai Miko, baik sebagai pegawai tetap, maupun sebagai tenaga paruh waktu. Diantaranya adalah : Cantik, belum menikah, tidak punya pacar, ramah, komunikatif dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan penulis, cantik merupakan syarat utama, walaupun pihak jinja tidak mengakui sepenuhnya.
Tentu kita semua akan setuju, cantik dijadikan sebagai syarat utama adalah karena pekerjaan yang mereka lakoni adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pengunjung. Pengunjung mana yang suka dengan perempuan tidak cantik, tidak bisa senyum, judes dan sebagainya ?
Counter Mikuji, kertas ramalan yang tidak pernah sepi pnegunjung di Hachimangu, Sendai

Peranan Miko
kehadiran perempuan-perempuan cantik ini tidak hanya sekedar untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung, tetapi lebih dari itu, penempatan perempuan-perempuan cantik ini di counter-conuter penjualan tentu akan mendongkrak omset penjualan. Profesor saya mengatakan, perempuan-perempuan cantik sengaja direkrut pada saat tertentu adalah bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan pernak-pernik yang berhubungan dengan keagamaan seperti jimat, ramalan dan sebagainya. Bahkan menurut beliau, ada sebuah jinja yang secara khusus menyelenggarakan kontes kecantikan Miko, walaupun nama kontes tersebut sedikit disamarkan agar tidak terkesan duniawi. Jadi jelaslah bahwa keberadaan miko pada saat penyelenggaraan ivent-ivent tertentu tidak berhubungan dengan sisi religious, tetapi lebih pada sisi ekonomi.


| Free Bussines? |

No comments:

Post a Comment