Para warga dewasa baru 2012 |
Di Jepang, Senin minggu kedua Januari setiap tahunnya diperingati sebagai hari kedewasaan (seijin no hi). Hari kedewasaan adalah hari libur nasional untuk merayakan kehadiran warga dewasa baru. Berbeda dengan negara-negara lain di dunia, di Jepang secara hukum seseorang baru dewasa setelah berumur 20 tahun (UU No.4 Ayat 4). Tetapi ketetapan hari senin minggu kedua januari ini baru berlangsung sejak tahun 2000. Sebelumnya perayaan hari kedewasaan berlangsung setiap tanggal 15 Januari setiap tahunnya, seperti yang termaktub dalam undang-undang sipil No. 178 ayat 2 tahun 1948 tentang hari libur nasional. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa tujuan ditetapkannya hari kedewasaan ini untuk memberikan dorongan kepada pemuda agar menyadari bahwa mereka telah dewasa, memikul tanggung jawab untuk meneruskan estafet kepemimpinan, membangun bangsa dan negara di masa mendatang. Penetapan hari libur nasional ini sebagai upaya untuk menjaga tradisi, membangun kehidupan dan sosial yang lebih baik dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang menginginkan kebebasan dan perdamaian.
Sebelum dilakukan revisi terhadap undang-undang sipil tahun 1999, yang ikut merayakan hari kedewasaan adalah mereka yang menyambut ulang tahun ke 20 satu hari setelah perayaan hari kedewasaan tahun lalu, hingga hari penyelenggaraan hari kedewasaan tahun tersebut. contohnya : warga dewasa baru tahun 1998 adalah mereka yang berusia 20 tahun terhitung sejak tanggal 16 januari 1997 hingga tgl 15 januari 1998), tetapi setelah tahun 1999, yang ikut merayakan hari kedewasaan adalah mereka yang berumur 20 tahun pada 2 April tahun sebelumnya sampai 1 April pada tahun tersebut. Artinya perayaan tidak lagi berdasarkan umur, tetapi beradasarkan usia sekolah.
Tidak ada teori yang menjelaskan secara khusus mengapa di Jepang orang baru dianggap dewasa setelah berumur 20 tahun. Ketetapan ini telah berlangsung secara turun temurun. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sistem patrilinieal masyarakat Jepang di mana alur keturuan berasal dari pihak Bapak yang menjadi latar belakangnya. Umur 20 tahun dianggap lebih matang dan lebih siap untuk meneruskan estafet kepemimpinan dalam keluarga termasuk menjalankan usaha keluarga.
Secara hukum, mereka yang sudah berumur 20 tahun diberikan hak untuk memberikan suara dalam pemilu. Boleh meminum alkohol, boleh mengurus surat izin mengemudi (SIM), boleh menandatangani surat perjanjian jual beli dan sebagainya.
Suasana di dalam ruang hall upacara |
Pada hari kedewasaan, seluruh kotamadya mengundang para warga dewasa baru untuk menghadiri upacara kedewasaan (tetapi tidak semua daerah menyelenggarakan upacara hari kedewasaan sesuai tanggal yang telah ditetapkan, mengingat ada daerah yang sedang banyak turun salju, sehingga diambil kebijaksanaan dengan menyelenggarakannya pada hari lain seperti libur emas (golden week) atau pada perayaan obon) agar seluruh warga baru dapat mengahdirinya.
Di Sendai, tempat penulis berdomisili, tahun 2012 ini penyelenggaraan upacara kedewasaan berlangsung pada tanggal 9 Januari di Gedung Olah Raga kota Sendai yang terletak di distrik Taihaku. Di setiap daerah upacara diawali dengan hening cipta untuk para korban bencana gempa dan tsunami 3.11.2011 lalu. Walikota Sendai Emiko Okuyama dalam sambutannya mengatakan, “Masa muda adalah harapan, dan spirit yang tidak takut akan kegagalan. Saya berharap para pemuda memberikan kontribusi besar dalam rangka pemulihan pasca bencana”. (harian surat kabar kahoku shinpo, selasa, 10 Januari 2012). Tahun ini warga dewasa baru di kota Sendai berjumlah 11. 168 orang, tetapi yang menghadiri upacara hanya sekitar 5.100 orang.
Ulya dan Irka didampingi para wanita warga dewasa baru 2012 |
Muhammad Irka dan Ulya Khalid adalah dua warga negara Indonesia yang mengikuti upacara kedewasaan tahun 2012. Menurut Ulya, “mereka dengan bangga bisa mencapai umur 20, terutama untuk wanita mereka terlihat sangat bangga memakai kimono saat hari itu. Setiap mereka bertemu teman lama, pasti sambil teriak kegirangan.
Kalau saya sih agak bosan didalam ruangan karena saya belum paham bahasa jepangnya hehe jadi gak ngerti apa2.Tujuan kita dateng kesana alasannya hanya karena "penasaran". Irka menambahkan, “Bagus ya disini, ketika dewasa, Pemerintah menunjukkan perhatiannya ke teenager dimana masa masa itu sangat kritis untuk remaja”.
Kalau saya sih agak bosan didalam ruangan karena saya belum paham bahasa jepangnya hehe jadi gak ngerti apa2.Tujuan kita dateng kesana alasannya hanya karena "penasaran". Irka menambahkan, “Bagus ya disini, ketika dewasa, Pemerintah menunjukkan perhatiannya ke teenager dimana masa masa itu sangat kritis untuk remaja”.
Biasanya kegiatan dalam perayaan hari kedewasaan adalah sebagai berikut.
1. Upacara
2. Foto kenang-kenangan
3. Atraksi
4. Menyanyikan lagu kebangsaan
5. Kuliah umum
6. Penanaman pohon
7. Reuni dengan mantan guru.
Menurut Irka, upacara kedewasaan diawali dengan kata sambutan dari walikota Sendai, Sambutan, pertunjukan, menyanyikan lagu kebangsaan kesan dan pesan. Berikut salah satu contoh urutan penyelenggaraan upacara kedewasaan di Kota Takamatsu prefektur Kagawa.
2011年高松市成人式
式典次第
・オープニング 太鼓演奏(讃岐国分寺太鼓保存会)
・開式宣言 成人式運営スタッフ
・祝 辞 高松市長
高松市議会議長
・20歳のメッセージ 映像(新成人への一言インタビュー)
・お祝いメッセージ 映像(恩師,人生の先輩等からのメッセージ)
・閉式宣言 成人式運営スタッフ
・エンディング BGM
Terjemahan.
Upacara Kedewasaan Kota Takamatsu 2011
Urutan Upacara
Opening : Atraksi Taiko (Asosiasi Pelestarian Taiko Kokubunji Sanuki)
Kata Pembuka : Staf Penyelenggara Upacara Kedewasaan
Kata Sambutan : Walikota Takamatsu
Ketua DPRD Kota Takamatsu
Pesan : Slide (Pesan untuk warga dewasa baru hasil wawancara)
Pesan : Slide (pesan dari mantan guru, para senior)
Kata Penutup : Staf Penyelenggara Upacara Kedewasaan
Penutup : BGM
Foto Atas, Pria dengan pakaian kimono Foto Bawah, Wanita dengan pakaian kimono |
Mereka yang menghadiri upacara kedewasaan, untuk wanita hamper 100 % mengenakan kimono (pakaian tradisioanl Jepang), sedangkan untuk pria lebih umum mengenakan stelan jas, walaupun sebagian kecil mengenakan pakaian kimono pria. Tidak ada ketetapan harus mengenakan pakaian tradisional pada upacara kedewasaan. Bahkan di awal penyelenggaraan ada penolakan dari peserta untuk mengenakan kimono, apalagi wanita. Selain harganya mahal, perlu persiapan awal untuk mengenakan kimono. Bahkan di beberapa daerah ada gerakan yang menyuarakan agar upacara dihadiri mengenakan pakaian yang lebih sederhana. Sehingga meskipun terlambat bangun pada hari penyelenggaraan tidak terlalu menyiksa. Apalagi saat salju turun, pakaian kimono dianggap tidak praktis.
Setelah upacara berakhir umumnya mereka mengadakan reuni dengan teman-teman SD, SMP atau SMU. Mengunjungi rumah mantan guru, berfoto dan sebagaianya. Adapula yang mendatangi kuil (Shinto) untuk mmeinta pemberkatan dari pendeta, agar mereka diterima sebagai warga dewasa baru, dan mampu memikul tanggung jawab sebagai warga dewasa.
BlognyA bagus sensei...like this.
ReplyDeletesubarashii!
ReplyDeleteijin copas ya sensei.. ^_^
Maharany, Terima Kasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan menulis komentar.
ReplyDeleteAnonymous, Terima Kasih. Silahkan.
ReplyDelete