Pondok Bersalin (Ubuya), Distrik Oguni, Prefektur Yamagata |
Mei 2010, saya berangkat ke Oguni machi, prefectur Yamagata bersama mahasiswa pasca sarjana (M1) Univ. Tohoku. kami ditemani oleh seorang senior dan seorang asosiate Professor, Yamada sensei . keberangkatan kami bertujuan untuk melakukan persiapan menjelang field work September tahun yang sama.
selain itu, keunjungan kali ini juga untuk mendapatkan data tentang Ubuya yang masih ada di Oguni.
Ubuya atau Sangoya adalah bangunan kecil (pondok) yang digunakan sebagai tempat bersalin, tempat tinggal selama masa menstruasi bagi wanita pada masa lalu.
Saat ini, melahirkan di rumah sakit adalah hal yang lumrah. tetapi tidak demikian bagi wanita dahulu (hingga 1950-an). wanita melahirkan di rumah masing-masing.
Ubuya yang selanjutnya disebut koya dapat ditemukan di setiap daerah, lebih banyak ditemukan di daerah pantai, perbatasan perkampungan, dan di samping jinja. koya merupakan bangunan sederhana, tidak memiliki jendela. ada beberapa alasan dibangunnya koya, diantaranya adalah adanya pemikiran bahwa persalinan adalah najis (fujo), sehingga persalinan harus dilakukan di luar areal tempat tinggal agar najis (fujo) tersebut tidak menular ke ie atau keluarga. alasan lain adalah adanya kepercayaan bahwa roh bayi berasal dari dunia lain (luar), sehingga koya dibangun di luar areal tempat tinggal, perbatasan perkampungan sebagai lokasi untuk menyambut datangnya roh bayi tersebut.
Dahulu persentasi kematian bayi baru lahir sangat tinggi. alasannya tidak diketahui. tetapi masyarakat mempercayai adanya mono no ke (roh jahat) yang mengambil roh bayi yang baru lahir. untuk melindungi wanita bersalin disembunyikan dalam koya yang dibangun jauh dari areal tempat tinggal, melewati jembatan, atau di samping jinja.
Biasanya selama masa persalinan (lebih kurang 7 hari) wanita tidak dibolehkan keluar koya, segala urusan akan dilakukan oleh penduduk wanita secara bergantian. misalnya untuk urusan makanan, penduduk secara bergantian akan mengantarkan makanan ke koya. sedangkan untuk mengurusi bayi yang baru lahir biasanya sang ibu akan ditemani oleh ibu kandungnya selama berada di koya.
Selain itu, pakaian yang dicuci juga tidak boleh dijemur di luar koya. setelah 7 hari, wanita yang telah melakukan persalinan baru dibolehkan pulang kembali ke rumah, pagi hari sebelum matahari keluar. hal ini dikarenakan adanya kepercayaan bahwa bila pulang setelah matahari ke luar, akan menimbulkan kegare (najis).
selain itu, keunjungan kali ini juga untuk mendapatkan data tentang Ubuya yang masih ada di Oguni.
Ubuya atau Sangoya adalah bangunan kecil (pondok) yang digunakan sebagai tempat bersalin, tempat tinggal selama masa menstruasi bagi wanita pada masa lalu.
Saat ini, melahirkan di rumah sakit adalah hal yang lumrah. tetapi tidak demikian bagi wanita dahulu (hingga 1950-an). wanita melahirkan di rumah masing-masing.
Ubuya yang selanjutnya disebut koya dapat ditemukan di setiap daerah, lebih banyak ditemukan di daerah pantai, perbatasan perkampungan, dan di samping jinja. koya merupakan bangunan sederhana, tidak memiliki jendela. ada beberapa alasan dibangunnya koya, diantaranya adalah adanya pemikiran bahwa persalinan adalah najis (fujo), sehingga persalinan harus dilakukan di luar areal tempat tinggal agar najis (fujo) tersebut tidak menular ke ie atau keluarga. alasan lain adalah adanya kepercayaan bahwa roh bayi berasal dari dunia lain (luar), sehingga koya dibangun di luar areal tempat tinggal, perbatasan perkampungan sebagai lokasi untuk menyambut datangnya roh bayi tersebut.
Dahulu persentasi kematian bayi baru lahir sangat tinggi. alasannya tidak diketahui. tetapi masyarakat mempercayai adanya mono no ke (roh jahat) yang mengambil roh bayi yang baru lahir. untuk melindungi wanita bersalin disembunyikan dalam koya yang dibangun jauh dari areal tempat tinggal, melewati jembatan, atau di samping jinja.
Biasanya selama masa persalinan (lebih kurang 7 hari) wanita tidak dibolehkan keluar koya, segala urusan akan dilakukan oleh penduduk wanita secara bergantian. misalnya untuk urusan makanan, penduduk secara bergantian akan mengantarkan makanan ke koya. sedangkan untuk mengurusi bayi yang baru lahir biasanya sang ibu akan ditemani oleh ibu kandungnya selama berada di koya.
Selain itu, pakaian yang dicuci juga tidak boleh dijemur di luar koya. setelah 7 hari, wanita yang telah melakukan persalinan baru dibolehkan pulang kembali ke rumah, pagi hari sebelum matahari keluar. hal ini dikarenakan adanya kepercayaan bahwa bila pulang setelah matahari ke luar, akan menimbulkan kegare (najis).
No comments:
Post a Comment