Suasana dalam Hoikusho |
Sudah
bukan rahasia lagi, setiap ada bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan
sebagainya di sebuah Negara, Jepang merupakan salah satu Negara terdepan yang
dengan cepat menyalurkan bantuan, baik berupa materi maupun tenaga volunteer. Sungguh
luar biasa ! itulah ungkapan rasa kagum saat menerima permintaan sebagai
penerjemah saat bencana alam Gempa dan Tsunami Aceh 2004 lalu. Beberapa saat
setelah gempa dan tsunami terjadi salah seorang staf JICA di Jakarta langsung
turun ke Medan untuk mengawal bantuan dari pemerintah Jepang yang akan
disalurkan melalui bandara udara Polonia Medan. Pertanyaanya, mengapa Jepang
sedemikian tanggap ? mengapa mereka dengan ringan tangan membantu orang lain
yang sedang berada dalam kesulitan ? Sebagai seorang yang beragama, penulis
lalu berfikir apakah mungkin ajaran agama yang membentuk karakter masyarakat
Jepang demikian ?
Delapan
tahun berlalu, sedikit demi sedikit jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
mulai terlihat jelas. Pertanyaan terakhir sebelum menemukan jawabannya berasal
dari keheranan penulis setiap kali mengamati anak-anak Jepang. mengapa mereka
teramat tertib dan mandiri ? pertanyaan yang sama muncul kembali. Apakah ada
ajaran agama tertentu yang mengajarkan mereka demikian ? pada hal penulis
sendiri tau bahwa orang Jepang tidak memiliki agama. Lalu apa yang menyebabkan
mereka tumbuh menjadi demikian ?
Jawabannya
ada pada Pendidikan Pra Sekolah.
Bagi
mereka yang berdomisili di jepang tentu sangat familiar dengan istilah HOIKUSHO
atau HOIKUEN. Apalagi mereka yang memiliki anak-anak yang masih kecil. HOIKU
ditulis dengan 保育.
Bila diterjemahkan secara harfiah, 保berarti menjaga, melindungi. 育artinya
mendidik. Sedangkan SHO ditulis dengan 所yang berarti tempat, dan EN ditulis
dengan 園yang
berarti Taman. Institusi Pendidikan Pra Sekolah di Jepang disebut dengan
istilah di atas. Sebenarnya ada satu lagi institusi pendidikan pra sekolah
yaitu YOCHIEN yang lebih kurang sama dalam hal mendidik. Tetapi kali ini
penulis akan fokus membicarakan institusi pendidikan HOIKUSHO/EN.
Pada
umumnya anak-anak di Jepang sejak usia satu tahun dititipkan di HOIKUSHO. Alasan
utamanya adalah karena kedua orang tua mereka bekerja. Hampir satu hari penuh
anak-anak akan berada di HOIKUSHO. Sejak jam 8 pagi, hingga jam 5 atau bahkan
lebih lama, bergantung jam kerja orang tua dan jam kerja HOIKUSHO. Pada awalnya
penulis berfikir fungsi HOIKUSHO hanyalah sebagai tempat penitipan anak biasa, karena
di Jepang tidak ada pembantu. anggapan penulis diperkuat karena salah satu syarat utama untuk mengajukan permohonan agar anak dapat dititipkan di HOIKUSHO adalah surat keterangan yang menunjukkan bahwa kedua orang tua anak memiliki aktivitas masing-masing lengkap dengan jadwalnya. biasanya surat keterangan tersebut diterbitkan oleh institusi tempat kedua orang tua bernaung, seperti sekolah (kampus), perusahaan dan sebagainya.Tetapi anggapan penulis ternyata SALAH besar !
HOIKUSHO adalah salah satu fondasi system pendidikan di Jepang. mengapa
demikian ? karena HOIKUSHO bukan hanya berfungsi sebagai tempat penitipan,
tetapi berfungsi sebagai institusi pendidikan. Dari sinilah ditanamkan
nilai-nilai kemanusiaan yang membentuk karakter masyarakat Jepang sesungguhnya.
HOIKUSHO
berperan sebagai partner keluarga dalam menjaga dan mendidik anak-anak di suatu
wilayah untuk membangun kepribadian yang mandiri dan berkarakter. Untuk lebih
jelas mari kita lihat uraian berikut berisi tujuan yang ingin dicapai oleh
isntitusi pendidikan pra sekolah HOIKU Jepang.
1.
Menciptakan anak yang sehat dan ceria
2.
Menciptakan anak yang peduli dengan sesama
dan lingkungan
3.
Menciptakan anak-anak yang memiliki tanggung
jawab
4.
Menciptakan anak yang dapat bermain rukun
dengan teman-temannya
5.
Menciptakan anak yang ekspresif.
Lima
komponen diatas merupakan penjabaran dari tujuan utamanya yaitu “Menciptakan
anak yang mampu beraktivitas mandiri tanpa adanya ketergantungan dengan orang
lain”. Untuk mencapai tujuan tersebut institusi HOIKU menitik beratkan pada 5
komponen dasar yaitu : Kesehatan, hubungan kemanusiaan, lingkungan, bahasa
(komunikasi) dan ekspresi.
Adapun
substansi dasar dari pendidikan pra sekolah HOIKU adalah “Menanamkan Kebiasaan
dan memberikan pengetahuan yang berguna untuk menjalani kehidupan yang sehat”. Substansi
detail dari pendidikan HOIKU adalah :
1.
Menanamkan kebiasaan kehidupan sehari-hari.
Sejak usia dini
mereka sudah dibiasakan mencuci tangan, kumur-kumur, menggosok gigi yang
nantinya sangat berguna untuk pola hidup sehat. Seiring pertumbuhan si anak,
mereka akan diajarkan hal-hal lainnya.
2.
Sejak usia dini mereka telah ditanamkan
kebiasaan merapikan dan mengembalikan barang-barang milik pribadi seperti
sisir, tas dan sebagainya, atau mainan yang digunakan dalam bermain ke tempat
yang telah ditentukan. Kemudian agar pertumbuhan anak berjalan normal, mereka
diberi waktu istirahat dan tidur siang yang cukup.
3.
Pembetukan jasmani
Sejak dini mereka
dibiasakan berolah raga. Karena pada dasarnya anak-anak sangat suka olah raga. Permainan
bola, permainan berlari-larian, bermain kuda-kudaan (melompat), dan sebagainya.
Semua ini dilakukan untuk membangun tubuh anak yang sehat dan kuat.
4.
Kehidupan berkelompok
Menanamkan
kemandirian, kepedulian, kepribadian yang harmonis, batasan-batasan tertentu
dalam segala hal saat bermain dengan anak-anak lain dari berbagai usia. Pendidikan
ini menitik beratkan pada sentuhan antara anak-anak usia lebih tua dengan
anak-anak yang usianya di bawah.
5.
Mengajarkan cara berkomunikasi
Mengajarkan bahasa
yang dibutuhkan dalam kehidupan seperti bagaimana cara menyampaikan keinginan
pribadi atau bagaimana cara mendengarkan cerita orang lain. Yang tidak kalah
penting adalah menarik minat anak-anak terhadap bahasa melalui buku cerita atau
cerita langsung oleh para pendidik.
6.
Bimbingan Keamanan
Membiasakan anak-anak
berlatih menyelamatkan diri saat sesuatu terjadi. Mengajarkan tempat-tempat
yang aman saat bencana. Mengajarkan cara pergi dan pulang ke rumah,
berjalan-jalan dan sebagainya. Tidak lupa pula bimbingan keamanan lalu lintas.
7.
Suguhan makanan sehat
Anak-anak akan
diberikan suguhan makanan yang sehat. Dengan demikian tubuh mereka menerima
asupan gizi yang cukup dan seimbang.
Dari
uraian di atas, sudah tergambar dengan Jelas besarnya peranan HOIKU dalam
pembentukan kepribadian yang mandiri dan berkarakter. Sejak usia dini anak-anak
sudah dilatih hidup berkelompok baik dengan seusia, lebih muda atau lebih tua. Sejak
usia dini mereka sudah dilatih bagaimana bersosialisasi dengan orang lain. Saling
menghargai, peduli dengan sesama, berusaha menjaga keharmonisan dalam kelompok
dan sebagainya. Sudah barang tentu dalam kehidupan berkelompok terjadi banyak
gesekan yang menimbulkan konflik. Anak-anak terlatih bagaimana menyelesaikan
persoalan yang terjadi dalam kelompok.
Akhirnya
penulis mengetahui bahwa pendidikan di HOIKUSHO inilah yang membuat anak-anak
Jepang hidup teratur, sangat sopan, peduli, mandiri, ekspresif dan bertanggun jawab.
lalu bagaimana dengan Indonesia ? apakah kita sudah memikirkan pendidikan anak sejak usia dini ? Apakah dengan mempekerjakan pembantu yang notabenenya tidak memiliki latar belakang pendidikan kita sudah menganggap sudah melakukan sesuatu untuk anak ? apakah bukan sebaliknya kita telah mengungkung mereka dan merengggut masa kecil mereka ?
lalu bagaimana dengan Indonesia ? apakah kita sudah memikirkan pendidikan anak sejak usia dini ? Apakah dengan mempekerjakan pembantu yang notabenenya tidak memiliki latar belakang pendidikan kita sudah menganggap sudah melakukan sesuatu untuk anak ? apakah bukan sebaliknya kita telah mengungkung mereka dan merengggut masa kecil mereka ?
Dari
berbagai Sumber
like thisss :)
ReplyDeleteTenkyu Riza.
Deletelike thiss :)
ReplyDeleteTerima kasih atas sharing nya, saya senang sekali membaca review di atas.
ReplyDeleteSaya ingin tahu sekali bagaimana pendidikan pra sekolah dan pendidikan lanjutannya untuk anak berkebutuhan khusus di Jepang. Apakah suatu saat nanti Pak Ali bisa membuat review mengenai hal itu ? Terima Kasih, saya tunggu review berikutnya//