Yasukuni
Shrine (kuil Shinto)
Sabtu, 24 Oktober 2015 lalu saya mengunjungi
sebuah kuil Shinto yang sangat fenomenal di Tokyo. Kuil tersebut bernama
Yasukuni (Yasukuni Jinja). Barangkali di antara pembaca pernah mendengar
namanya. Saya katakan fenomenal karena kuil yang satu ini mengundang banyak
perhatian dunia. Alasannya karena di kuil ini terdapat sekitar 2.466.000 roh
para prajurit yang gugur di medan perang serta para tokoh bersejarah sebagai
pilar Restorasi Meiji yang diabadikan sebagai DEWA (secara detail akan
diuraikan lebih lanjut).
Peta Kuil Yasukuni (diambil dari HP resmi Yasukuni Shrine) |
Perjalanan menuju kuil Yasukuni tidak terlalu
sulit. Pengunjung bisa menggunakan transportasi publik seperti kereta listrik,
atau bus dengan biaya terjangkau. Saya sendiri menggunakan kereta listrik dari
stasiun Ueno. Karena tidak ada line langsung menuju stasiun terdekat (Stasiun
Iidabashi) akhirnya saya naik Yamanote Line sampai Akihabara. Selanjutnya ganti
kereta Sobu line, tetapi masih dalam area yang sama, sehingga tidak perlu
keluar stasiun. Setelah perjalanan sekitar 5 menit kereta tiba di stasiun
Iidabashi, stasiun terdekat dengan kuil Yasukuni. Bagi pembaca yang ingin ke
kuil Yasukuni bisa menggunakan jalur yang sama : Sobu line atau Chuo line ,
turun di stasiun Ichigaya atau Iidabashi.
Dari stasiun Iidabashi butuh waktu sekitar 10
menit berjalan kaki. Seperti biasa Kuil Shinto selalu barada di ketinggian
(perbukitan), ditambah lagi dengan karakter daerah Tokyo memang berbukit-bukit
(tidak rata), sehingga perjalanan membutuhkan tenaga ekstra.
Begitu sampai di depan gerbang utama kuil,
saya terkesima melihat Torii (gerbang Kuil sebagai pembatas area kuil dengan
area di luarnya) yang begitu besar dan menjulang tinggi. konon gerbang ini
adalah gerbang kuil terbesar di Jepang. bagi saya kuil sudah tidak asing lagi
(karena selama hampir 5 tahun melakukan riset lapangan di kuil Shinto), tetapi
sejujurnya saya baru pertama kali melihat torii yang begitu besar dan tinggi.
saya bisa merasakan suasana berbeda, karena kuil ini adalah kebanggaan seluruh
warga Jepang.
Gerbang (torii) utama Kuil Yasukuni |
Kuil Yasukuni berdiri di areal seluas 9
hektar. Dibangun pada 29 Juni 1869 (tahun ke 2 Era Meji). Pada awalnya diberi
nama shokonsha, yaitu kuil yang dibangun oleh pemerintahan baru Meiji dengan
tujuan untuk mengenang (mengabadikan (dengan Bahasa yang sederhana, untuk
disembah sebagai dewa)) mereka yang gugur dalam masa peralihan dari
Pemerintahan Feodal menuju Pemerintahan baru yaitu Meiji. Seperti yang para
pembaca ketahui, bahwa berabad-abad lamanya Jepang berada di bawah pemerintahan
militer (samurai) hingga akhirnya terbentuk pemerintahan seperti saat ini.
Ketika perubahan itu terjadi tentu saja ada pihak yang pro dan kontra, sehinga
terjadilah perang saudara yang menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Arwah para korban itulah yang diabadikan di Shokonsha (kuil Yasukuni sekarang).
Nama kuil Yasukuni mulai digunakan
sejak 4 Juni 1879 yang diresmikan oleh kaisar Meiji. Dalam sejarah berdirinya
kuil Yasukuni disebutkan bahwa, Ketika kaisar Meiji mengunjungi Tokyo Shokonsha
untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Januari tahun 1874, ia menulis sebuah puisi;
“Saya yakinkan Anda yang berjuang dan gugur untuk negara, bahwa nama Anda akan
hidup selamanya di kuil ini”. Seperti dapat dilihat dalam puisi ini, Kuil
Yasukuni didirikan untuk mengenang dan menghormati pencapaian mereka yang
mendedikasikan hidup mereka yang berharga untuk negara. Nama Yasukuni yang
diberikan oleh Kaisar Meiji merupakan keinginan untuk melestarikan perdamaian
bangsa.
Walaupun tujuannya untuk mengenang mereka yang
gugur pada masa peralihan tersebut, tetapi dari kaca mata kepercayaan
tradisional, tujuannya adalah agar arwah mereka yang gugur tidak menjadi hantu
yang gentayangan karena memiliki dendam terhadap pihak yang menjadi lawannya. Akibatnya
akan menimbulkan malapetaka yang lebih besar. Oleh karena itu, untuk menghidari
hal tersebut didirikanlah sebuah kuil sebagai tempat pengabadian mereka yang
menjadi korban perang, sehingga roh mereka merasa tenteram dan tidak mengganggu
mereka yang hidup.
Dari data yang berasal dari kuil Yasukuni,
jumlah roh yang diabadikan hingga saat ini berjumlah sekitar 2.466.000 (sudah
disebutkan di awal). Roh-roh tersebut berasal dari mereka yang telah gugur
dalam perang saudara pada masa peralihan dari Era feudal menuju Era baru
(Meiji), dalam Bahasa Jepang perang saudara ini dikenal dengan Peran Boshin. Perang
saudara ini terjadi pada tahun 1868 hingga 1869 antara keshogunan Tokugawa
dengan faksi yang ingin mengembalikan kekuasaan politik ke tangan kekaisaran.
Berikutnya adalah mereka yang gugur
dalam perang saudara Seinan atau dikenal dengan pemberontakan Satsuma di Kyushu.
Latar bekalang terjadinya pemberontakan ini disebabkan oleh adanya perubahan system
pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai. Moderninasi Jepang
telah menyebabkan hilangnya kekuasaan samurai dan hancurnya system tradisional.
Peraturan penghapusan pedang yang melarang samurai membawa katana (pedang) juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini. Pemberontakan ini
dipimpin oleh Saigo Takamori, yang sebelumnya memimpin pasukan Jepang
mengalahkan samurai Klan Tokugawa. Awalnya Takamori setuju dengan konsep
restorasi meiji. Tetapi, perlahan-lahan, ia membangkang, karena pemerintahan
Meiji menghapus segala bentuk samurai dan atributnya.
Selain itu, juga ikut diabadikan roh
mereka yang gugur dalam perang Jepang dan Tiongkok pertama, dalam Bahasa Jepang
dikenal dengan perang Nisshin. Adalah sebuah perang antara dinasti Qing
Tiongkok dan Meiji Jepang dalam perebutan kendali atas Korea. Perang berakhir
dengan kekalahan dinasti Qing dan penandatanganan perjanjian Shimonoseki tahun
1895.
Selanjutnya roh mereka yang gugur
dalam perang Rusia dan Jepang. Adalah konflik yang tumbuh dari persaingan
antara ambisi imperialis rusia dan Jepang di Manchuria dan Korea. Peperangan
ini utamanya terjadi karena perebutan kota Port Athur dan Jazirah Liaodong,
ditambah dengan jalur rel dari pelabuhan tersebut ke Harbin.
Roh mereka yang gugur dalam Insiden
Manchuria, adalah insiden yang terjadi di Manchuria selatan ketika jalur kereta
api yang dimiliki Jepang dibom oleh opsir junior Jepang. Militer Jepang menuduh
Tiongkok melakukan hal ini. insiden ini merupakan awal perang Jepang dan
Tiongkok yang kedua.
Yang terkahir tentu saja roh mereka
yang gugur dalam perang yang tidak bisa kita lupakan yaitu perang dunia kedua. Adalah
sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 hingga 1945. Perang ini
melibatkan banyak sekali negara di dunia, dan berakhir dengan penggunaan
senjata nuklir oleh tentara Sekutu Amerika terhadap Jepang dan menyebabkan
korban yang luar biasa.
Memasuki areal kuil mata saya langsung
tertuju pada sebuah poster besar bertuliskan peringatan 70 tahun berakhirnya
perang dunia II. Isinya himbauan kepada masyarakat untuk mengunjungi kuil
Yasukuni untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka yang gugur di medan
perang yang arwahnya diabadikan di kuil ini.
Peringatan 70 tahun berakhirnya perang dunia II |
Berikutnya yang akan terlihat adalah
sebuah patung yang terletak di tengah-tengah areal gerbang utama. Di bawah
patung tersebut tertulis nama Ohmura Masujiro. Saya berpikir siapa gerangan
tokoh ini ? mengapa patungnya beridiri di Areal kuil ? Tentu dia adalah seorang
tokoh yang sangat berpengaruh. Setelah membaca literature terkait nama tokoh
tersebut akhirnya saya tahu bahwa Ohmura Masujiro adalah bapak pendiri Kesatuan
Angkatan Darat Jepang. Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa, sebelum
menjadi kuil Yasukuni, dulunya kuil ini diperuntukan untuk mengabadikan arwah
mereka yang gugur dalam masa peralihan dari era Feodal menuju Meiji. Dan Ohmura
Masujiro adalah salah satu tokoh central dari kalangan militer yang gigih
memperjuangkan perubahan tersebut. Oleh karena itu patungnya didirikan di dalam
aeral kuil untuk mengenang jasa-jasanya.
Patung Ohmura Masujiro |
Tetapi cerita tentang Ohmura Masujiro
sepertinya tidak banyak yang tahu. Buktinya, banyak pengunjung yang bahkan
tidak tahu namanya, meskipun sudah melihat patungnya. Dan mereka heran mengapa
patung Ohmura Masujiro ada di kuil Yasukuni ?
Selain dari latar belakang sejarah
berdirinya kuil Yasukuni dan arwah yang diabadikan di sana, secara umum
bangunan kuil sama saja dengan bangunan kuil pada umumnya. Ada kantor
administrasi untuk registrasi bagi mereka yang meminta doa dan sebagainya. Ada bangunan
tempat berdoa, dan ada bangunan utama tempat arwah diabadikan. dan tentu saja ada tempat menggantungkan ema (papan doa). saya tertarik ingin mengetahui doa apa saja yang diminta oleh mereka yang berkunjung ke kuil Yasukuni. Ternyata tidak ada bedanya dengan doa-doa para pengunjung ke kuil biasa. Doa kelulusan, suskses dalam bekerja, dan doa keselamatan dan sebagainya. Perbedaan yang
sangat mendasar adalah yang dijadikan sebagai dewa di kuil ini adalah dulunya
berasal dari manusia biasa.
Papan doa (ema) |
Setelah mengitari bangunan kuil, saya dikejutkan oleh suara terompet dan kerumunan orang-orang. Dari jauh saya melihat ada dua orang yang menjadi pusat perhatian. Yang satu menggunakan seragam tentara Jepang pada masa perang dunia II,lengkap dengan senapan dan pedang tergantung di pinggang, tidak lupa topi khas tentara Jepang. yang satunya berpakaian biasa tetapi membawa terompet. Sepertinya mereka sedang melakukan upacara penghormatan, layaknya upacara militer. Kejadian itu tentu saja sontak membuat pengunjung terkejut dan ingin melihat dari dekat. Hal seperti ini sepertinya sudah biasa, mengingat tidak ada upaya dari pihak kuil untuk memberi peringatan agar mereka menghentikan kegiatannya. Awalnya saya berpikir mereka adalah orang-orang yang kurang waras, tetapi setelah memperhatikan gerak-gerik mereka, menurut saya mereka ini adalah orang-orang yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, dan sangat menghargai jasa-jasa orang-orang yang gugur di medan perang. Tidak lupa saya minta berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.
Veteran Perang
|
Menambahkan sedikit penjelasan di awal
tentang fenomenal. Kuil Yasukuni selalu menjadi pusat perhatian dunia, terutama
negara-negara yang pernah berhubungan dengan Jepang (kasarnya, mereka yang
pernah dijaja oleh Jepang). Terutama China dan Korea. Karena setiap tahun
biasanya perdana menteri Jepang selalu melakukan kunjungan kehormatan ke kuil
ini. hal ini mendapat kecaman keras dari China dan Korea, karena dengan
kunjungan tersebut mereka berpikir bahwa Jepang tidak pernah menunjukkan
penyesalan telah menjajah negara lain, dan tidak menunjukkan sikap anti perang.
Bahkan sebaliknya, Kunjungan itu diartikan sebagai penghormatan kepada mereka
yang telah gugur dalam peperangan.
Karena domain saya ada di kepercayaan,
maka saya berusaha memahami kunjungan siapa pun ke kuil Yasukuni adalah sebagai
kunjungan keagamaan yang dilatar belakangi oleh kepercayaan bahwa, seseorang
yang meninggal dengan membawa dendam (tentu saja tidak semua yang gugur suka
perang, pasti ada diantara mereka yang sebenarnya terpaksa harus maju ke medan
perang dan gugur) akan menimbulkan ketidak tenteraman dalam masyarakat baik
berupa bencana alam, penyakit menular dan sebagainya. Untuk mengantisipasi hal
ini perlu dilakukan ritual-ritual khusus seperti pemberian sesajen atau
memberikan pujian-pujian. Itu juga yang dilakukan oleh seorang perdana menteri.
Sebagai seorang pejabat negara sudah barang tentu punya kewajiban melakukan
penghormatan kepada leluhur mereka yang sudah berkorban untuk kepentingan
negara.
(Dari berbagai sumber)